Pertama, menyembah patung atau berhala (al ashnaam).
Allah dalam surat Al-Hajj:30 berfirman, “maka jauhilah olehmu
berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”.
Dalam surat Maryam:42 diceritakan bahwa Nabi Ibrahim menegur ayahnya
karena menyembah patung: Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya,
“Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar,
tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun?”
Kedua, menyembah matahari,
dalam surat Al-A’raaf:54 Allah menolak orang-orang yang menyembah
matahari, bulan dan bintang, “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam
di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah,
menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan
semesta alam”. Lalu dalam surat Fushshilat:37 lebih tegas lagi Allah
berfirman, “Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam,
siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan
janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang
menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”.
Ketiga, menyembah malaikat dan jin,
dalam surat Al-An’aam:100 Allah berfirman: Dan mereka (orang-orang
musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang
menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan),
“Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan”, tanpa
(berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari
sifat-sifat yang mereka berikan”. Dalam surat Saba’:40-41, “Dan
(ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya
kemudian Allah berfirman kepada malaikat, “Apakah mereka ini dahulu
menyembah kamu?”. Malaikat-malaikat itu menjawab, “Maha Suci Engkau.
Engkaulah pelindung kami, bukan mereka: bahkan mereka telah menyembah
jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu”.
Keempat, menyembah para nabi,
seperti Nabi Isa as. yang disembah kaum Nasrani dan Uzair yang disembah
kaum Yahudi. Keduanya sama-sama dianggap anak Allah. Allah berfirman,
“Orang-orang Yahudi berkata, “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani
berkata, “Al-Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka
dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang
terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai
berpaling?” (At-Taubah:30). Dalam surat Al-Maidah:72, “Sesungguhnya
telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah adalah
Al-Masih putra Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani
Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zhalim itu seorang penolong pun”.
Kelima, Menyembah Rahib atau Pendeta,
Allah berfirman, “Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka
mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh
menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”. Adi bin
Hatim ra. pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai hal tersebut,
seraya berkata, “Sebenarnya mereka tidak menyembah Pendeta atau Rahib
mereka?” Rasululah saw. menjawab: Benar, tetapi para rahib atau pendeta
itu telah mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram, sementara
mereka mengikutinya. Bukankah itu tindak penyembahan terhadap mereka?
Keenam, menyembah Thaghut.
Istilah thaghut diambil dari kata thughyaan artinya melampaui batas.
Maksudnya: segala sesuatu yang disembah selain Allah. Setiap seruan para
rasul intinya adalah mengajak kepada tauhid dan menjauhi thagut. Allah
berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut
itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan
baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)” (An-Nahl:36). Dan
tauhid yang murni tidak akan bisa dicapai tanpa menghindar dari
menyembah thagut, Allah berfirman: Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali
yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui (Al-Baqarah:256). Allah bangga dengan orang-orang beriman
yang menjauhi thagut, “Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu)
tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira;
sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku: (Az Zumar:17).
Ketujuh, menyembah hawa nafsu.
Hawa nafsu adalah kecenderungan untuk melakukan keburukan. Seseorang
yang menuhankan hawa nafsu ia mengutamakan keinginan nafsunya di atas
cintanya kepada Allah. Dengan demikian ia telah mentaati hawa nafsunya
dan menyembahnya. Allah berfirman: Terangkanlah kepadaku tentang orang
yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat
menjadi pemelihara atasnya? (Al-Furqaan:43). Dalam surat Al-Jatsiyah:23,
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan
Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan
tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk
sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran?”
(Brilly/dakwatuna.com/majalahtauhidullah.blogspot.com)
Donasikan sebagian harta Anda sebagai wujud syukur kepada Allah atas karuniaNya melalui Pondok Pesantren Tauhidullah. Sebagai bentuk terima kasih kami atas amanah Anda, kami berikan majalah Tauhidullah gratis setiap bulan sebagai suplemen bagi iman Anda.
Komentar
Posting Komentar