Dalam
bertauhid setidaknya ada lima konsekuensi yang harus dipenuhi oleh orang yang
mengaku bahwa dirinya benar-benar bertauhid kepada Allah.
Pertama, harus mengingkari semua sesembahan selain Allah baik yang berupa dewa yang dikhayalkan manusia, bisa berupa ideologi yang disembah umat manusia dan bisa berupa seorang pemimpin yang menganggap dirinya tuhan, fir’aun misalnya.
Pertama, harus mengingkari semua sesembahan selain Allah baik yang berupa dewa yang dikhayalkan manusia, bisa berupa ideologi yang disembah umat manusia dan bisa berupa seorang pemimpin yang menganggap dirinya tuhan, fir’aun misalnya.
Kedua,
beriman kepada Allah yaitu mempunyai keyakinan kepada Allah secara penuh bahwa
tidak ada yang wajib disembah kecuali Allah. Jadi, konsekuensi yang kedua ini
meyakini bahwa kebenaran hanyalah dari Allah. Baca Pengaruh Syahadat Tauhid dalam Kehidupan.
Ketiga,
memproklamasikan atau mendeklarasikan ketauhidan yang memang dituntunkan
al-Qur’an sendiri. Orang yang bertauhid harus mendeklarasikan kata-kata yang
berlaku sepanjang hayatnya, yaitu, “sesungguhnya shalatku dan ibadahku, hidup
dan matiku, aku persembahkan semata-mata kepada Allah tuhan sekalian alam yang
tidak ada sekutu bagi-Nya. Demikian aku diperintahkan dan aku ini termasuk
orang-orang yang berserah diri,”
Keempat,
berusaha menerjemahkan keyakinan kita menjadi konkret, menjadi satu sikap untuk
mengembangkan amal sholeh. Dalam al-Qura’an banyak sekali ayat yang
menggandengkan antara alladzina amanu dengan wa amilush shalihat.
Jadi, iman dan amal sholaeh bergandengan sangat dekat. Seolah-olah hampa dan
kosong iman seseorang kalau tidak ada amal saleh yang menyertainya, yang secara
konkret membuktikan bahwa ada iman di dalam hatinya. Baca Hubungan Iman Tauhid dengan Perbuatan.
Kelima,
orang yang bertauhid mengambil ukuran baik dan buruk, ukuran terpuji dan
tercela kembali kepada tuntunan ilahi. Jadi, kita menolak pernyataan kaum
humanis yang mengatakan, manusia adalah ukuran segala-galanya, kalau manusia
bilang baik ya baik, kalau manusia bilang buruk ya buruk. Kita sebagai orang
yang bertauhid tidak begitu. Ini karena kita menyadari relativitas kita sebagai
seorang manusia sehungga yang betul-betul akbar maha sempurna memang hanya
Allah semata.
Selain mengetahui dan memenuhi konsekuensi tauhid, kita juga perlu mengetahui dan memenuhi syarat-syarat tauhid. Baca di sini.
Jangan lupa unduh majalah kami gratis (edisi tahun 2013) di sini.
Selain mengetahui dan memenuhi konsekuensi tauhid, kita juga perlu mengetahui dan memenuhi syarat-syarat tauhid. Baca di sini.
Jangan lupa unduh majalah kami gratis (edisi tahun 2013) di sini.
Komentar
Posting Komentar