Makna Tauhid itu Dibagi Tiga

Oleh Brilly El-Rasheed


Selama ini, tauhid dipahami harus satu. Ya, itu benar, bahwa tauhid adalah menunggalkan atau mengesakan Allah Ta'ala. Dan Allah Ta'ala hanya satu. Namun, guna memudahkan pemahaman terhadap tauhid, Ibnu Taimiyah membuat konsep pembagian tauhid menjadi tiga bagian yaitu Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al-Asma` wa Ash-Shifat. 
Apa yang dikonsepkan oleh Ibnu Taimiyah tersebut mengundang kontroversi di kalangan para ulama khususnya Asy'ariyyin karena secara kebetulan konsep tersebut menyamai konsep trinitas dalam agama Nashrani.
Sungguh ternyata, di dalam 'aqidah para ulama 'Asy'ariyyin juga terdapat pembagian tauhid menjadi tiga. Namun semata-mata bukan tasyabbuh terhadap konsep trinitas Kristen. Ini hanya karena kebetulan. Allah Ta'ala tetap satu.
1. Tauhid Rububiyah artinya kita harus meyakini bahwa yang menciptakan dan mengatur alam semesta hanya Allah satu satunya. Dalam aqidah asy'ariyah dikenal dengan WAHDANIYAT FIL AF'AL (lihat kitab kifayatul awam) yaitu keyakinan bahwa seluruh alam dan segala perbuatannya diciptakan oleh Allah semata. Yang mengingkari hal ini dianggap kafir menurut asy'ariyah.

2. Tauhid Uluhiyah artinya kita harus yakin bahwa tiada dzat yang berhal untuk disembah kecuali Allah. Dalam aqidah aswaja dikenal dengan WAHDANIYAT FI DZAT artinya dzat Allah tidak ada duanya dan tidak bisa dibagi bagi.

3. Tauhid al-asma wash-shifat artinya kita harus meyakini bahwa Allah memiliki sifat sifat dan nama nama. Dalam aqidah asy'ariyah sifat sifat Allah dikenal dengan aqoid 20 wajib 20 mustahil dan 1 jaiz yang disebut WAHDANIYAT FIS SHIFAT artinya tidak ada makluk yang memiliki sifat seperti sifat Allah. Nama nama Allah dikenal dengan asmaul husna.

Jadi secara maknawi tidak ada perbedaan tauhid rububiyah uluhiyah asma wa shifat versi Ibnu Taimiyah dengan wahdaniyat fi dzat fi sifat fil af'al versi Asy'ariyah.



Komentar