Pertama: Membentuk kepribadian yang kokoh
Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yang
kokoh. Ia menjadikan hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa.
Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah. KepadaNya
ia menghadap, baik dalam kesendirian atau ditengah keramaian orang. Ia berdo'a
kepadaNya dalam keadaan sempit atau lapang.
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya
terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia
menghadap dan menyembah kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada
orang yang mati.
Nabi Yusuf ‘alaihis salam berkata, "Hai kedua
penghuni penjara, manakah yang lebih baik tuhantuhan yang bermacam-macam itu
ataukah Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa?" (Yusuf: 39)
Orang mu`min menyembah satu Tuhan yaitu Allah ‘Azza wa
Jalla. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridha dan murka. Ia akan melakukan apa
yang membuatNya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun orang musyrik, ia
menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya ke kanan, sedang
tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-ambing di antara
tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan ketetapan.
Kedua: Tauhid sumber keamanan manusia
Tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan
ketenangan. Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat
celah-celah kekhawatiran terhadap rizqi, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap
manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang mukmin yang
mengesakan Allah hanya takut kepada satu, yaitu Allah. Karena itu, ia merasa
aman ketika manusia ketakutan, serta merasa tenang ketika mereka kalut.
Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur'an dalam firmanNya, “Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik)
mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk." (Al-An'am: 82) Baca Tauhid Sumber Kebahagiaan.
Keamaan ini bersumber dari dalam jiwa, bukan oleh
penjaga-penjaga polisi atau pihak keamanan lainnya. Dan keamanan yang dimaksud
adalah keamanan dunia. Adapun keamanan akhirat maka lebih besar dan lebih abadi
mereka rasakan. Yang demikian itu mereka peroleh, sebab mereka mengesakan
Allah, mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah dan tidak mencam-puradukkan
tauhid mereka dengan syirik, karena mereka mengetahui, syirik adalah kazhaliman
yang besar.
Ketiga: Tauhid sumber kekuatan jiwa
Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada pemiliknya,
karena jiwanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakkal kepadaNya,
ridha atas qadar (ketentuan)Nya, sabar atas musibahNya, serta sama sekali tak
mengharap sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta
kepadaNya. Jiwanya kokoh seperti gunung.
Bila datang musibah ia segera mengharap kepada Allah
agar dibebaskan darinya. Ia tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi'ar dan
semboyannya adalah sabda Rasulullah, "Bila kamu meminta maka mintalah
kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan
kepada Allah." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih) Dan
firman Allah, "Jika Allah menimpakan kemudharatan kepadamu maka tidak ada
yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri.” (QS. Al-An'am: 17)
Referensi: pwsyahputra
Komentar
Posting Komentar